BERJUANGLAH UNTUK KESUKSESAN MASA DEPANMU !

Sebaik-baik mahkota adalah AKHLAQ, dan sebaik-baik jubah ialah kesederhanaan, sedangkan sebaik-baik kedudukan ialah amalanmu sendiri!

Kreativitas

       
 Indonesia merupakan negara yang kaya, kaya akan sumber daya alamnya maupun kekrativitasannya. Namun, yang nampak di Indonesia sekarang ini adalah kemiskinan kreativitas. Hal ini tentunya tidak bisa kita anggap sebagai suatu masalah yang kecil atau kita remehkan. Karena untuk membangun dan memajukan negeri ini, kita membutuhkan individu-individu yang aktif dalam mengekspresikan kreativitasnya. Aktif atau tidaknya kreativitas yang dimiliki oleh suatu bangsa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang semuanya itu saling berkaitan, dan tidak bisa diremehkan atau diabaikan begitu saja setiap faktornya. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor keberanian, kebebasan, dan tingkat kemalasan individu.
            Sejak dari jaman penjajahan hingga merdeka dan bahkan sampai sekarang, negara kita mengalami krisis kreativitas yang sangat memprihatikan. mungkin bukan hanya saya saja yang akan mengatakan demikian, bahkan mungkin anda juga akan mengatakan hal yang sama. Bagaimana tidak memprihatinkan? Hampir keseluruhan yang ada di indonesia ini bukan hasil murni buah pikir bangsa indonesia sendiri. Lantas hasil pemikirannya siapa semua yang ada di Indonesia ini? adalah mereka yang mempunyai pemikiran-pemikiran yang maju, jiwa kreativitas yang tinggi, dan keberanian. Tetapi yang sangat disayangkan, mereka bukanlah penduduk asli pri bumi. Bangsa kita ini hanya senang menikmati saja, tetapi tidak mau untuk berusaha atau membuatnya. Salah satu contohnya saja adalah dalam hal dunia persepak-bolaan, lebih khususnya lagi adalah “proses naturalisasi pemain”. Di sini terlihat jelas kemiskinan kreativitas Indonesia dalam hal mengolah dan mendidik pemain-pemain, indonesia lebih senang merekrut pemain yang bagus dan sudah matang. Di sini terlihat bahwa bangsa kita hanya mau “terima jadi”. Sangat menyedihkan apabila kondisi ini terus-menerus dan berlarut-larut terjadi, atau bahkan sampai menjadi sebuah tradisi yang turun-temurun. Tentunya kita sebagai generasi penerus bangsa tidak menginginkan hal buruk itu terus berkembang di negara kita.
            Menurut saya, terjadinya kemunduran atau bahkan bisa dibilang ketidak-aktifan kreativitas bangsa kita ini disebabkan oleh dua hal.
Yang pertama adalah tidak adanya keberanian di dalam diri setiap individu untuk mengekspresikan kreativitasnya, padahal negara kita memberikan kebebasan yang sebebas-bebasnya kepada setiap individu untuk berkreasi semaksimal mungkin, selagi itu tidak menyalahi atau melanggar hukum yang berlaku.
Yang kedua adalah kebebasan tiap-tiap individu yang mulai dibatasi. Memang ada beberapa hal yang tidak diberikan kebebasan di negara kita ini. taruhlah contohnya seperti cara berpakaian, di Indonesia memang membatasi itu, karena di Indonesia sangat kental sekali kebudayaannya, norma-normanya, dan adat istiadatnya. Agama pun juga membatasi kebebasan tersebut, apa lagi jika islam dijadikan sebagai salah satu sudut pandang dari segi agama. Dalam islam itu sendiri, ketentuan-ketentuan cara berpakaian itu sudah ada, dan hal tersebut menjadi sebuah hukum yang mengatur para pemeluknya. Namun, saya pribadi menolak dengan keras apabila agama divonis menjadi salah satu faktor yang membatasi sepenuhnya kekreativitasan setiap individu. Islam tetap memperbolehkan setiap pemeluknya untuk mengekspresikan kreativitasnya, seperti contohnya di bidang seni lukis ada kaligrafi, di bidang seni suara ada tilawah, di bidang olahraga ada olahraga berkuda, dan lain-lain. Islam tidak membatasi sepenuhnya kekreativitasan suatu bangsa, hanya ada beberapa saja yang terpaksa harus dibatasi karena bertentangan dengan aturan-aturan yang berlaku dalam islam.
Dan satu lagi faktor yang menyebabkan kemunduran kekreativitasan bangsa ini, adalah kemalasan yang dibiarkan hingga mengakar kuat di dalam diri setiap individu. Kata “malas” ini memang sepele bukan? padahal hanyalah sebuah kata yang amat sepele, namun dalam wujud aslinya manusia sendiri dibuat hingga kewalahan mengatasi masalah ini. Bagaimana bangsa kita bisa maju dengan segala kekreativitasan yang sebenarnya sudah digenggam oleh setiap individu di bangsa ini, kalau masih melestarikan sifat malas? Sudah saatnya, kita sebagai penerus bangsa bangkit untuk berkarya, berimajinasi, dan mewujudkan semua kreativitas kita itu dengan penuh keberanian. Jadi, saya sependapat dengan Darmanto yang mengatakan bahwa untuk memahami kreativitas kita perlu memahami realitas, manusia, serta seluruh kompleksitas yang membangun konsep ini, seperti: Kebebasan, courage (keberanian), imaginasi, bahkan  perlu diperhatikan rasa.
Permasalahannya adalah indonesia sendiri sekarang ini terlalu sibuk mengejar ketertinggalannya dari negara-negara lain sebagai dampak penjajahan yang dialaminya dahulu kala. Ibarat sebuah kereta, Indonesia itu hanya berusaha menjadi gerbongnya saja, agar tetap bisa mengikuti kemana arah kereta itu melaju. Atau dalam artian lain, Indonesia hanya berusaha supaya tetap bisa mengikuti perkembangan yang ada. Padahal, sebenarnya indonesia sendiri bisa memimpin perkembangan dunia, dengan catatan jika Indonesia mengalihkan perhatiannya untuk memberikan kesempatan dan membantu mewujudkan terlaksananya kreativitas-kreativitas yang dimiliki bangsanya. Kenapa bisa dikatakan seperti itu? Karena sebenarnya, faktor-faktor yang menentukan kemajuan suatu negara itu semua mempunyai titik akar yang sama, yaitu kekreativitasan. Kita mencoba melihat kekreaativitasan sebagai faktor di sektor ekonomi, ekonomi suatu negara itu bisa berkembang dengan baik dan menjadi ekonomi yang maju itu tergantung pada tingkat kekreativitasan setiap individu di negara tersebut. Contoh sepelenya saja adalah berjualan air minum, apa lagi perusahaan air minum yang sudah sangat kita kenal saat ini adalah perusahaan air minum AQUA. Hanya orang yang benar-benar kreatif yang mau memanfaatkan peluang yang ada untuk memajukan perekonomiannya.

Tidak mudah untuk mewujudkan kesadaran-kesadaran itu, memerlukan proses yang bertahap untuk bisa menyadarkan setiap orang di negeri ini supaya berani mengekspresikan kekreativitasannya, jika memang benar-benar bangsa ini menginginkan sebuah kemajuan.
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Genius | Ali Imron | Ali Imron
Copyright © 2014. Ali Imron - All Rights Reserved
Template Created by Genius Published by Ali Imron
Proudly powered by Blogger