BERJUANGLAH UNTUK KESUKSESAN MASA DEPANMU !

Sebaik-baik mahkota adalah AKHLAQ, dan sebaik-baik jubah ialah kesederhanaan, sedangkan sebaik-baik kedudukan ialah amalanmu sendiri!

Resensi Buku Dasar-Dasar BK (Prof. Prayitno)

Identitas Buku
Judul buku        :           Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling
Penulis              :           Prof. Dr. H. Prayitno, M.Sc. Ed.
Drs. Erman Amti
Penerbit            :           PT Rineka Cipta, Jakarta
Cetakan           :           September 2009
Tebal                :           viii+379 halaman
Bahasa             :           Indonesia

Pendahuluan
            Bimbingan dan konseling pada dasarnya merupakan upaya untuk bantuan untuk mewujudkan perkembangan manusia secara optimal, baik secara kelompok maupun individual, sesuai dengan hakikat kemanusiaannya dengan berbagai potensi, kelebihan, dan kekurangan, kelemahan, serta permasalahannya. Dalam buku ini terdapat delapan bab, yang memaparkan dasar-dasar bimbingan dan konseling.

Isi
            Kecanggihan teknologi yang beredar sekarang ini merupakan hasil pikir manusia. Pada dasarnya, dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa terlepas dari kebergantungannya terhadap teknologi. Sehingga wajar sekali jika tingkat kecanggihan teknologi yang digunakan suatu negara menentukan tingkat kemajuannya. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling indah dan paling tinggi derajatnya. Predikat “paling indah” diartikan bahwa tiada sesuatu pun cipataan Tuhan yang menyamai keberadaan manusia yang mampu mendatangkan kesenangan dan kebahagiaan di mana pun dan saat apa pun, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi makhluk lain. Predikat “paling tinggi” mengisyaratkan bahwa tidak ada makhluk lain yang dapat mengatasi dan mengalahkan manusia, manusialah yang justru diberi kemungkinan untuk menatasi ataupun menguasai makhluk-makhluk lain sesuai dengan hakikat penciptaan manusia itu. Manusia itulah yang menentukan nasibnya sendiri, hidup dengan kesenangan-kebahagiaan atau dengan malapetaka-kesengsaraan. Mengingat predikat manusia itu sebagai makhluk yang paling indah dan paling tinggi, maka manusia seutuhnya itu adalah manusia yang telah berhasil memperkembangkan pada dirinya keempat dimensi kemanusiaan, sehingga ia benar-benar mencapai kualitas keindahan dan derajat yang setinggi-tingginya dalam kehidupan di dunia dan di akhirat kelak. Seiring dengan semakin canggihnya teknologi, maka semakin kompleks permasalahan-permasalahan yang muncul. Permasalahan yang banyak terjadi di masyarakat, seperti : Pertengkaran antar warga masyarakat, rendahnya disiplin kerja, pengangguran, pencurian, perjudian, perceraian, pemerkosaan, pelacuran, kumpul kebo, penculikan, dan sebagainya. Dimana permasalahan itu juga merupakan gejala rendahnya pengembangan empat dimensi kemanusiaan, yang meliputi dimensi keindividualan, dimensi kesosialan, dimensi kesusilaan, dan dimensi keberagamaan – (Prayitno - 1990). Untuk membantu mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, bimbingan dan konseling mulai diperlukan untuk ditempatkan pada beberapa lingkungan kehidupan, salah satunya adalah di sekolah-sekolah. Hal itu bertujuan untuk membantu mengatasi permasalahan-permasalahan yang dialami di kalangan pelajar.
Seperti yang diketahui banyak orang, bimbingan dan konseling tidak bisa terlepas dari “kasus”. Dalam bimbingan dan konseling pemakaian kata “kasus” tidak menjurus kepada pengertian-pengertian tentang soal-soal ataupun perkara-perkara yang berkaitan dengan urusan kriminal atau perdata, urusan hukum ataupun polisi, atau urusan yang bersangkut-paut dengan pihak-pihak yang berwajib. Kata “kasus” dipakai dalam bimbingan dan konseling sekedar untuk menujukkan bahwa “ada sesuatu permasalahan tertentu pada diri seseorang yang perlu mendapatkan perhatian dan pemecahan demi kebaikan untuk diri yang bersangkutan. Dalam menghadapi suatu kasus, ada tiga hal utama yang perlu diselenggarakan, yaitu : pemahaman, penanganan, dan penyikapan. Pemahaman yang lebih mendalam terhadap kasus dilakukan untuk mengetahui lebih jauh berbagai seluk-beluk kasus tersebut, tidak hanya sekedar mengerti permasalahannya atas dasar deskripsiyang telah dikemukakan pada awal pengenalan kasus semata-mata. Sedangkan, penanganan kasus dapat dipandang sebagai upaya-upaya khusus untuk secara langsung menangani sumber pokok permasalahan dengan tjuan utama teratasinya atau terpecahkannya permasalahan yang dimaksudkan. Dan yang paling terpenting adalah penyikapan. Penyikapan terhadap kasus berlangsung sejak awal penerimaan kasus untuk ditangani sampai dengan berakhirnya keterlibatan perhatian dan tindakan konselor terhadap kasus tersebut. Penyikapan yang menyeluruh itu mencakup segenap aspek permasalahan yang ada di dalam kasus dan segenap langkah ataupun pentahapan pada sepanjang proses penanganan kasus secara menyeluruh. Penyikapan pada umumnyamengandung unsur-unsur kognisi, afeksi, dan perlakuan terhadap objek yang disikapinya.
Dari uaraian di atas, dapat diambil pengertian bahwa pelayanan bimbingan konseling dilaksanakan dari manusia, untuk manusia, dan oleh manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, seiring dengan penyelenggaraan pendidikan pada umumnya, dan dalam hubungan saling pengaruh antara orang yang satu dengan yang lainnya, peristiwa bimbingan setiap kali dapat terjadi. Sesuai dengan tingkat perkembangan budaya manusia, muncullah bimbingan formal. Bentuk, isi dan tujuan, serta aspek-aspek penyelenggaraan bimbingan (dan konseling) formal itu mempunyai rumusan yang nyata. Bentuk nyata dari gerakan bimbingan (dan konseling) yang formal berasal dari Amerika Serikat yang telah dimulai pengembangannya sejak Frank Parson mendirikan sebuah badan bimbingan yang disebut Vocational Bureau di Boston pada tahun 1908. Dan pada tahun 1951, oleh Jones, badan itu diubah namanya menjadi  Vocational Guidance Bureau. Usaha Parson inilah yang menjadi cikal bakal pengembangan gerakan bimbingan (dan konseling) di seluruh dunia. Pengertian dari bimbingan itu sendiri adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu (Frank Parson, dalam Jones, 1951). Sedangkan pengertian konseling adalah suatu proses dimana konselor membantu konseli membuat interpretasi-interpretasi tentang fakta-fakta yang berhubungan  dengan pilihan, rencana, atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuatnya. (Smith, dalam Sertzer & Stone, 1974). Istilah konseling digunakan untuk menggantikan istilah “penyuluhan” yang selama ini menyertai kata bimbingan, yaitu kesatuan istilah “bimbingan dan penyuluhan”. Seiring dengan perkembangannya, bimbingan konseling mempunyai tujuan sebagai berikut : 1) untuk membantu individu membuat pilihan-pilihan, penyesuaian-penyesuaian dan interpretasi-interpretasi dalam hubungannya dengan situasi-situasi tertentu. 2) untuk memperkuat fungsi-fungsi pendidikan. 3) untuk membantu orang-orang menjadi insan yang berguna, tidak hanya sekedar mengikuti kegiatan-kegiatan yang berguna saja. Dalam pelayanannya, bimbingan dan konseling haruslah mengikuti kaidah-kaidah yang menjamin efisien dan efektivitas proses dan lain-lainnya, yang meliputi asas kerahasiaan, asas kesukarelaan, asas keterbukaan, asas kekinian, asas kemandirian, asas kegiatan, asas kedinamisan, asas keterpaduan, asas kenormatifan, asas keahlian, asas ahli tangan, dan asas tut wuri handayani (Prayitno, 1987).
Adapun landasan-landasan yang menjadi landasan pelayanan bimbingan konseling. Landasan Filosofis, pelayanan bimbingan dan konseling meliputi serangkaian kegiatan atau tindakan yang semuanya diharapkan merupakan tindakan yang bijaksana. Untuk itu, diperlukan pemikiran filosofis tentang berbagai hal yag bersangkut-paut dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Landasan Religius, dalam pelayanan bimbingan dan konseling perlu ditekankan tiga hal pokok, yaitu : keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk Tuhan, sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan ke arah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama, dan upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan  yang sesuai dan meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan masalah individu. Landasan Psikologis, psikologi merupakan kajian tentang tingkah laku individu. Landasan psikologis dalam bimbingan dan konseling berarti memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan. Landasan Sosial Budaya, sebagai makhluk sosial manusia sangatlah membutuhkan orang lain dan tidak bisa apabila hidup seorang diri saja. Dalam bermasyarakat, manusia harus membuat ketentuan-ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing individu demi ketertiban pergaulan sosial mereka. Ketentuan-ketentuan itu biasanya berupa nilai, norma sosial maupun pandangan hidup yang terpadu dalam sistem budaya yang berfungsi sebagai rujukan hidup para pendukungnya. Landasan Ilmiah dan Teknologis, pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori-teorinya, pelaksanaan kegiatannya, maupun pengembangan-pengembangan pelayanan itu secara berkelanjutan. Landasan Pedagogis, bimbingan dan konseling menjadikan pendidikan sebagai landasannya yang ditinjau dari tiga segi, yaitu pendidikan sebagai upaya pengembangan manusia dan bimbingan merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan, pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling, dan pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan pelayanan  bimbingan dan konseling.
Fungsi bimbingan dan konseling ditinjau dari kegunaan dan manfaatnya dapat dikelompokkan menjadi empat fungsi pokok, yaitu : fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan, fungsi pemeliharaan, dan funsi pengembangan. Sedangkan rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah, program pelayanan, dan penyelenggaraan pelayanan.
Ada tiga hal yang perlu dijadikan pusat perhatian oleh seorang konselor terhadap kliennya. 1) Orientasi Perseorangan, dalam bimbingan dan konseling menghendaki agar konselor menitik-beratkan pandangannya terhadap klien secara individual. 2) Orientasi Perkembangan, dalam bimbingan dan konseling lebih menekankan lagi pentingnya peranan perkembangan yang terjadi dan yang hendaknya diterjadikan pada diri individu.  3) Orientasi Permasalahan, dalam bimbingan dan konseling konsep orientasi masalah terentang luas daerah beroperasinya fungsi-fungsi bimbingan, dan dengan demikian pula menyusupi segenap jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling. Sedangkan, untuk ruang lingkup dan pelayanan bimbingan dan konseling terbagi menjadi dua. Yang pertama yaitu pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, dan yang kedua yaitu pelayanan bimbingan dan konseling di luar sekolah, yang meliputi bimbingan dan konseling keluarga, serta bimbingan dan konseling dalam lingkungan yang lebih luas.
Perlu diketahui, bahwasannya ada beberapa jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, yang meliputi sebagai berikut:
1) Layanan orientasi, adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya.
2) Layanan informasi, bersama dengan layanan orientasi bermaksud memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentangberbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki.
3) Layanan penempatan dan penyaluran, layanan ini mencakup layanan penempatan dan penyaluran di ruang lingkup sekolah dan sesudahnya, yang berupa : a) penempatan siswa di dalam kelas, b) penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok-kelompok belajar, -
c) penempatan dan penyaluran ke dalam kegiatan ko/extra kurikuler, d) penempatan dan penyaluran ke dalam jurusan/program studi yang sesuai, e) penempatan dan penyaluran ke dalam pendidikan lanjutan, f) penempatan dan penyaluran ke dalam jabatan/pekerjaan.
4) Layanan bimbingan belajar, layanan bimbingan belajar ini dilaksanakan melalui tahap-tahap : a) pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar, b) pengungkapan sebab-sebab timbulnya masalah belajar, dan c) pemberia bantuan pengentasan masalah belajar.
5) Layanan konseling perseorangan, layanan ini dimaksudkan sebagai pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor dan klien. Dalam hubungan itu masalah klien dicermati dan diupayakan pengentasannya, sedapat-dapatnya dengan kekuatan klien sendiri.
6) Layanan bimbingan dan konseling kelompok, layanan bimbingan dan konseling kelompok ini mengarah kepada sekelompok individu. Dengan satu kali kegiatan, layanan kelompok itu memberikan manfaat atau jasa kepada sejumlah orang.
Palaksanaan berbagai jenis layanan bimbingan dan konseling memerlukan sejumlah kegiatan penunjang, yang meliputi instrumentasi bimbingan dan konseling (mencakup - instrumen tes dan instrumen non-tes), penyelenggaraan himpunan data, dan kegiatan khusus (mencakup konferensi kasus, kunjungan rumah, dan ahli tangan).
Berbagai upaya memang harus diselenggarakan untuk memperkembangkan pelayanan bimbingan dan konseling ke arah pemenuhan persyaratan bimbingan dan konseling sebagai profesi. Istilah profesi memang selalu menyangkut pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan dapat disebut profesi. Profesi itu sendiri adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para petugasnya. Sedangkan ciri-ciri dan syarat profesi itu sebagai berikut :
a)      Profesi merupakan suatu jabatan yang memiliki kebermaknaan sosial.
b)      Para anggotanya dituntut memiliki kompetensi minimum melalui prosedur seleksi, pendidikan dan latihan, serta lisensi ataupun sertifikasi.
c)      Para anggotanya lebih mementingkan pelayanan yang bersifat sosial dari pada pelayanan yang bersifat ekonomi.
d)      Standar tingkah laku anggotanya dirumuskan secara tersurat melalui kode etik yang benar-benar diterapkan
Berhubungan dengan perkembangannya yang masih tergolong baru, sebagai profesi yang handal, bimbingan dan konseling masih perlu diperkembangkan dan diperjuangkan. Pengembangan profesi bimbingan dan konseling antara lain melalui a) standarisasi untuk kerja profesional konselor, b) standarisasi penyiapan konselor, c) akreditasi, d) stratifikasi dan lisensi, dan e) pengembangan organisasi profesi. Tujuan organisasi profesi dapat dirumuskan ke dalam “tri darma organisasi profesi”, yaitu : pengembangan ilmu, - pengembangan pelayanan, penegakan kode etik profesional.
            Di Indonesia, berkembangnya bimbingan dan konseling berawal pada tahun 1960 sejak diadakannya konferensi FKIP atau IKIP di Malang untuk mengatasi masalah penyaluran siswa ke jurusan-jurusan yang sesuai dengan bakat, kemauan dan minat murid. Maka dari konferensi itu, salah satu hasilnya adalah bimbingan dan  konseling di masukkan ke dalam dunia pendidikan di Indonesia. Mulai tahun 1984/1985 jurusan bimbingan dan penyuluhan menjelma menjadi jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan, yang meliputi program studi psikologi pendidikan dan program studi bimbingan dan konseling. Di samping itu pada awal 1980-an di IKIP Bandung dan IKIP Malang mulai dibuka program pasca sarjana bimbingan dan konseling

Kelebihan
Buku ini dilengkapi rangkuman setiap babnya, rangkuman yang disajikan ini bisa membantu para pembaca untuk menarik kesimpulan setiap babnya. Selain itu, buku ini juga disertai tugas-tugas setiap babnya, tugas-tugas ini sangatlah penting, karena bisa membantu para pembaca untuk mengkaji lebih dalam lagi pembahasan-pembahasan yang dipaparkan tiap babnya.

Kekurangan
            Sayangnya dalam buku ini, penulisan-penulisannya masih belum diperhatikan dengan dengan baik, seperti salah pengejaan huruf, salah penulisan, dan ada beberapa pembahasan menggunakan kalimat yang bertele-tele. Tentunya ini sangat mengganggu bagi pembaca yang sedang membacanya.

Penutup

            Terlepas dari kekurangan yang ada, buku ini layak untuk dibaca karena isinya sangat bermanfaat sekali, terutama bagi para mahasiswa yang baru pertama kali memasuki perkuliahan dan mengambil prodi bimbingan dan konseling.
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Genius | Ali Imron | Ali Imron
Copyright © 2014. Ali Imron - All Rights Reserved
Template Created by Genius Published by Ali Imron
Proudly powered by Blogger