
Perkembangan gaya hidup merupakan kejadian yang tiada habisnya, keglamoran akan terus berkembang seiring dengan tingkat kedudukan dan kebutuhan. Gaya hidup atau life style akan terus menyelimuti bagi siapa saja yang menghendaki dirinya untuk mengikuti perkembangan yang sedang terjadi, baik pola pikir, sandang, pangan, papan, dan pernak-pernik keduniaan yang lainnya.
Dalam essay saya kali ini, saya masih sependapat dengan apa yang disampaikan dalam bacaan tersebut, dan saya hanya akan menambahkan sedikit pandangan mengenai “Gaya Hidup” yang perlahan tumbuh dan berkembang di sekitar kita.
Sejak awal diproklamasikannya kemerdekaan hingga sekarang, Indonesia tiada henti-hentinya melakukan usaha-usaha untuk mengejar ketertinggalannya dari negara-negara yang sudah terlebih dahulu berkembang dan menjadi negara yang maju. Dimulai dari penggalakan berbagai program-program usaha untuk mengembangkan unsur-unsur yang membangun kemajuan Indonesia itu sendiri, hingga berbagai usaha yang diadakan untuk membuktikan keberadaan Indonesia di mata dunia sebagai negara yang patut diperhitungkan dalam kedudukannya, meski masih dalam tahap sebagai negara yang sedang berkembang.
Salah satu pembuktiannya di mata dunia ialah dengan adanya progam ekspor buah-buahan, aksesoris-aksesoris, bahkan kerajinan-kerajinan hasil anak bangsa. Di sini bisa kita lihat, gaya hidup Indonesia lambat laun mengalami perkembangan, yang dulunya hanya konsumtif sekarang sedikit-demi-sedikit mencoba mensejajarkan keberadaannya dengan negara-negara maju menjadi negara yang produktif. Sedangkan, usaha-usaha yang diadakan Indonesia untuk mengembangkan unsur-unsur yang membangun Indonesia itu sendiri dalam hal ini adalah kualitas penduduknya, bisa kita lihat dengan adanya berbagai peningkatan sumber daya manusia melalui bidang-bidang pendidikan resmi pemerintah, penyuluhan-penyuluhan, dan pembinaan-pembinaan terhadap masyarakat yang minim pendidikan. Semua usaha ini dilakukan pemerintah untuk menunjang perkembangan Indonesia menjadi negara yang maju, sekaligus upaya untuk mengeksistensikan keberadaan Indonesia di kancah dunia internasional.
Gaya hidup masyarakat lambat laun mengalami konversi yang dirasa ini terjadi secara halus, sehingga kesadaran hilangnya unsur-unsur yang sudah mengakar sejak dahulu kala dalam sebuah tatanan kehidupan masyarakat baru akan terasa saat semua unsur-unsur itu semua hilang dan telah tergantikan oleh eksistensi gaya hidup yang mulai meninggi. Dahulunya, mungkin sebelum Indonesia merdeka, masyarakat pedesaan yang menonjol kedudukannya lebih memilih bersikap sederhana dalam berpenampilan. Namun, jika melihat realitanya sekarang, dengan adanya teknologi yang sudah maju, transportasi yang sudah memadai, dan pola pikir yang semakin berkembang baik masyarakat pedesaan yang menonjol kedudukannya tidak lagi menunjukkan sikap kesederhanaannya melainkan justru mengikuti perkembangan-perkembangan gaya hidup yang terjadi yadi masyarakat perkotaan. Tidak hanya hanya masyarakat yang menonjol kedudukannya, mungkin semua masyarakat yang tinggal di pedesaan melakukan hal itu. Motor, mobil,dan rumah mewah bukan lagi sesuatu hal yang “WOW” dan dianggap langka di kalangan masyarakat pedesaan, karena mereka mempunyai pemikiran bahwa mereka harus mengikuti perkembangan gaya hidup masyarakat perkotaan agar tidak tertinggal dan terlepas dari label “ndeso” yang disematkan oleh para penduduk perkotaan yang lebih maju dari mereka.
Di sisi lain, masyarakat perkotaan juga tidak ingin dirinya merasakan kedudukan yang sejajar dengan penduduk pedesaan, mereka terus mengup-date hal-hal baru yang sedang berkembang di negara-negara maju. Sehingga tidak aneh jika sekarang ini terjadi pergeseran tujuan bekerja, yang dahulunya mungkin hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sekarang bergeser menjadi lebih tinggi tingkatan tujuannya atau bisa juga dibilang multifungsi, yakni untuk meningkatkan kualitas tingkat kemakmuran. Selain itu, suatu pekerjaan yang dijalankan juga dijadikan sebuah ajang untuk bergaya, dan bukan suatu hal yang aneh jika muncul sebuah anggapan “apa pekerjaanmu, itulah kedudukanmu!” Dari sini, dapat kita amati bahwa anggapan itu bisa menciptakan sebuah permasalahan baru (pengkastaan kedudukan) yang dilatar-belakangi oleh suatu pekerjaan. Contoh yang mungkin terlihat jelas di mata kita adalah adanya arisan-arisan atau perkumpulan-perkumpulan yang diadakan oleh orang-orang kaya dan hanya untuk orang-orang kaya, khususnya ini terjadi pada kaum perempuan (ibu-ibu) yang berglamor mewah.
Dari pengkastaan itu, perbedaan gaya hidup baik dari segi sandang, pangan, dan papan pun akan terlihat jelas. Dan gaya hidup pun mereka sesuaikan menurut kemampuan mereka masing-masing, dari apa yang mereka makan, seberapa kualitas sandang yang mereka kenakan, dan lain sebagainya.
Nampaknya, gaya hidup yang berlebihan juga dapat membawa dampak negatif, dimana dampak itu pada akhirnya juga akan mengarah kepada si konsumer itu sendiri. Salah satunya adalah konsumer menjadi krisis akan sifat kepedulian terhadap sesama, mereka menjadi lebih mementingkan dirinya sendiri, untuk memperbaiki dan meningkatkan taraf kehidupan mereka sendiri tanpa memikirkan orang lain. atau bisa dikatakan mereka (para konsumer aktif) menjadi bersifat egois. Dari sinilah muncul sebuah pemikiran dari masyarakat kalangan bawah ketika mereka (para kalangan atas) mempunyai sebuah permasalahan, “mereka kaya, buat apa mereka dibantu? Toh mereka punya uang yang bisa membantu mereka?” Di sinilah dampak gaya hidup yang terlalu berlebihan terjadi, yang memunculkan sebuah permasalahan hubungan sosial yang seharusnya tadinya terjalin dengan baik, menjadi terpecah belah.
+ comments + 1 comments
Poker Rooms in Las Vegas, NV - MJH Hotels
At the Wynn 김천 출장안마 Las Vegas, there 바카라 사이트 가입 쿠폰 are three different types of poker games you can play: 시흥 출장마사지 roulette, 과천 출장마사지 blackjack, craps, and more. 논산 출장마사지
Post a Comment